Disadari atau tidak dan diakui
ataupun sebaliknya , tetapi sesungguhnya adalah merupakan sebuah fenomena didalam
hidup ini , bahwa seseorang akan dihargai dan dihormati apa bila dapat
menunjukkan sesuatu yang lebih pada dirinya kepada orang lain dan dapat
memberikan konstribusi bagi sesamanya .namun sebaliknya orang akan dipandang
rendah apa bila tidak dapat melakukkan apa-apa baik itu untuk dirinya
sendiri dan selalu bergantung pada orang
lain dan itu kadang menjadi stigma walaupun dalam penempatannya tidaklah
benar ,seperti apa yang sebenarnya
terjadi pada kasus - kasus diskriminasi yang sering terjadi kepada disabilitas “ pada awalnya timbul dari pikiran dan pandangan
sebagian orang yang sebelumnya telah terbingkai dalam sebuah stigma negative seperti
yang telah diutarakan diatas yang kadang salah dalam menempatkan stigma
tersebut dan berakibat telah membuat tafsirannya sendiri
“ bahwa seorang yang lahir dengan kecacatan akanlah menjadi beban
bagi kehidupannya /masyarakat
disekitarnya” hal itu tanpa
mengetahui / mempelajari terlebih dulu perihal tafsirannya tersebut yang tidak didasari oleh suatu pengetahuan
yang lebih arif , sebab itulah kadang
bila kita merasakan dampak dari sebuah stigma merupakan sesuatu yang tidak adil
“ sebab siapakah orang yang mau terlahir dengan menyandang status cacat “ semua orang tentu saja tidak menghendaki
dirinya menyandang status kata cacat tersebut , namun itulah yang namanya takdir
Ilahi sebab oleh Allah SWT mempunyai
kehendak yang lain yaitu adalah Hikmah dan hikmah tersebut adalah sebuah misteri yang hanya Allah SWT yang
dapat memberikan jawabannya semua itu , sebab hanya Allah SWT yang maha
besar dan berkuasa serta maha penyayang , akan tetapi takdir bukanlah sesuatu
yang telah membatasi upaya seseorang untuk berusaha lebih baik untuk
memperbaiki suatu kondisi yang ada dan tidak hanya pasrah dengan sesuatu yang telah kita terima secara fisik yang terlahir secara alaminya ,
melainkan Allah memberi peluang pada kita semua untuk selalu berjuang mendapatkan
yang terbaik dalam hidup ini , maka itu ada istilah kaya atau miskin
“
Memang tidaklah dapat dipungkiri bahwa hidup dari
sebuah keterbatasan fisik adalah sesuatu yang sangat berat pada seseorang yang menyandang predikat cacat “ baik itu secara
tekanan physikologisnya atau dari tekanan pada eksternalnya dan sepertinya sulit untuk diceritakan secara
harfiah , dan hal itu pula yang dirasakan
oleh semua orang tua yang memiliki anak cacat , namun kadang perasaan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua hal yang bertentangan satu dengan yang lain ‘
baik itu kepada seseorang yang mengalami keterbatasan fisiknya ataupun
perubahan sikap dari keluarganya , biasanya seseorang yang menyandang predikat
cacat akan mengalami sebuah masa
transisi yang cukup panjang dimulai ketika anak masih kecil , karakternya mulai
akanlah terbentuk dari pendampingan
keluarganya pada saat dia berada didalam suatu kondisi dan situasi yang tidak
menguntungkannya ditengah lingkungan dia tinggal ,keberadaan keluargalah yang
sesungguhnya akan menjadi fondasi untuk anak melangkahkan kakinya kedepan /masa
depannya .
Namun kadang social dan budaya
serta tradisi dari sebuah lingkungan dimasyarakat dapat intervened sehingga merubah
pola berpikir pada orang tua / keluarga sehingga
yang pada awalnya selalu memberikan support pada anak mereka yang menyandang
kecacatan menjadi over protection ( perlindungan secara berlebihan ) dengan
berbagai alasan yang berbeda , sehingga tanpa mereka sadari sesungguhnya telah
membangun sebuah diskriminasi terhadap anak secara pelahan .
Bertambahnya Ketidak nyamanan tentu
dirasakan oleh anak tersebut yang merasakan posisinya yang selalu disudutkan
oleh suatu keterbatasan fisik yang dialaminya sehingga timbulah suatu
kompensasi pada diri anak yang
sesungguhnya adalah merupakan suatu ekspresi dari sebuah pembrontakan pada
dirinya sendiri dua hal yang biasanya
ditampakkan pada sebuah kompensasi anak yaitu menutup diri ( aloof ) atau
sebaliknya over acting ( tingkah laku yang berlebihan ) , bagi orang tua yang
mempunyai komitmen didalam memberikan perhatian terhadap anaknya tentu akanlah
peka dan menyikapi bahwa perubahan sikap pada diri anak yang berbeda oleh sebab
telah diwanai dengan adanya sebuah konpensasi dan segera mengarahkan anak ke
sesuatu hal yang positif untuk menyalurkan kompensasi anak tersebut ke sesuatu kegiatan
/bidang yang mungkin dapat menjadikan sesuatu dasar yang kelak berguna didalam
melengkapi dari sesuatu yang merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh anaknya ,sehingga konpensasi tersebut dapatlah
tersalurkan dengan tepat , tetapi hal
tersebut akanlah bertolak belakang dengan orang tua / keluarga yang lebih mementingkan diri mereka sendiri dan cenderung menutup
diri dari pandangan masyarakat tentang keadaan mereka yang sesungguhnya “
biasanya mereka dihantui oleh bayangan akan
dampak pandangan negatif dari masyarakat terlebih yang merasa terikat dari
sebuah tradisi budaya , sehingga tanpa
mereka sadari telah membunuh anak/keluarganya yang mengalami kecacatan ,sebab
mereka telah merampas hak hidup
seseorang dengan mengisolir anak dengan suatu tekanan physikologis “ dan itu sesungguhnya adalah pelanggaran
hak asasi manusia dan juga telah
melanggar UU perlindungan anak , berdasarkan pasal 13 pasal 1 yang diancam
dengan pidana 6 tahun penjara dan denda Rp 72.000.000
Pembaca yang Budiman , perbuatan
diskriminasi kepada anak cacat bukanlah hanya terjadi pada kelompok tertentu
saja ,namun dapat pula terjadi dikalangan intelektual yang lebih mementingkan
suatu kehormatan dan sanjungan dengan memanipulasi dirinya sendiri dikalangan
para pemerhati social yang sesungguhnya adalah sesuatu yang kontradiksi dengan
apa yang mereka telah lakukan pada orang lain namun didalam dirinya menyimpan
suatu kekejaman kepada anak/ keluarga mereka sendiri .
Sungguh sangatlah Ironis sekali
didalam kemajuan dari perkembangan jaman seperti saat ini , akal sehat dan rasa
kemanusiaan semakin dirasakan sangat miskin , apa yang akan kita akan bawa
ketika hari kematian itu datang menjemput kita “ harta benda serta status
seseorang akanlah tinggal didalam dunia yang fana ini …hanyalah amal dan
kebajikan kita yang akan kita bawa menghadap Allah ..Lalu apakah tanggung jawab
kita terhadap anak dari buah cinta bila
hal itu Allah bertanya pada kita “
0 Response to "SIAPA DAN MENGAPA ""
Posting Komentar